Keteladanan Abu Bakar
KHUTBAH JUM’AT PERTAMA
إِنّ
الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ
بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ
يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
.
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْدُ …
فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.
Kaum muslimin yang berbahagia
Pada kesempatan kali
ini, khatib akan membahas kepribadian Abu bakar, peran, dan jasanya
dalam penyebaran Islam dengan harapan kita bisa mengambil teladan
darinya.
Abu Bakar adalah salah satu sahabat yang utama. Beliau
terkenal dengan kebaikan, keberanian, kokoh pendirian, selalu memiliki
ide-ide cemerlang dalam keadaan genting, banyak tolorensi, penyabar,
memiliki azimah (keinginan keras), faqih, paling mengerti dengan garis
keturunan Arab dan berita-berita mereka, sangat bertawakal kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala
dan yakin dengan segala janji-Nya, bersifat wara dan jauh dari segala
syubhat, zuhud terhadap dunia, selalu mengharapkan seseuatu yang lebih
baik di sisi Allah, serta lembut dan ramah, semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala meridhainya. Berikut ini khatib terangkan secara rinci hal-hal yang membuktikan sifat-sifat dan akhlaknya yang mulia ini.
Dalil yang menyebutkan bahwa Abu Bakar radhiallahu ‘anhu bersifat zuhud adalah hadis yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Abu Dawud, dari Aslam maula Umar radhiallahu ‘anhu, dia berkata,
سَمِعْتُ
عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ يَقُوْلُ: أَمَرَنَا رَسُوْلُ اللهِ أَنْ
نَتَصَدَّقَ فَوَافَقَ ذلِكَ عِنْدِيْ مَالًا فَقُلْتُ: اَلْيَوْمَ
أَسْبِقُ أَبَا بَكْرٍ إِنْ سَبَقْتُهُ يَوْمًا، قَالَ: فَجِئْتُ بِنِصْفِ
مَالِيْ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ : مَا أَبْقَيْتَ لِأَهْلِكَ؟ قُلْتُ:
مِثْلَهُ، وَأَتَى أَبُوْ بَكْرٍ بِكُلِّ مَا عِنْدَهُ، فَقَالَ: يَا أَبَا
بَكْرٍ مَا أَبْقَيْتَ لِأَهْلِكَ؟ قَالَ: أَبْقَيْتُ لَهُمُ اللهَ
وَرَسُوْلَهُ. قُلْتُ: وَ اللهِ، لَا أَسْبِقُهُ إِلَى شَيْءٍ أَبَدً
“Saya mendengar Umar bin al-Khaththab berkata, ‘Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
menceritakan kami untuk bersedekah, dan itu bertepatan ketika saya
memang sedang memiliki harta, maka saya berkata (pada diriku), ‘Jika
suatu hari saja bisa mengungguli Abu Bakar (dalam kebajikan), maka pada
hari inilah saya akan bisa mengunggulinya.’ Umar berkata, ‘Lalu saya
membawa setengah hartaku, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bertanya, ‘Apa yang kamu tinggalkan untuk keluargamu?’ Saya menjawab,
‘Saya meninggalkan (setengah harta sisa) semisalnya.’ Sedangkan Abu
Bakur membawa seluruh harta yang dia miliki. Maka Rasulullah bertanya,
‘Wahai Abu Bakar, apa yang kamu sisakan untuk keluargamu?’ Dia menjawab,
‘Saya menyisakan Allah dan Rasul-Nya untuk mereka.’ Lalu saya berkata,
‘Demi Allah, saya tidak akan mampu mengungguli Abu Bakar sedikit pun,
selamanya’.” (HR. Tirmidzi dan Abu Dawud).
Kaum muslimin yang berbahagia
Apa Kedudukan Abu Bakar di sisi Allah?
Abu Bakar adalah Teman Sejati Bagi Rasulullah
Abu
Bakar adalah laki-laki yang pertama kali memeluk Islam, walaupun
Khadijah lebih dahulu masuk Islam daripadanya. Keislaman Abu Bakar
adalah paling banyak membawa manfaat besar terhadap Islam dan kaum
muslimin dibandingkan dengan keislaman selainnya, karena kedudukannya
yang tinggi dan semangat serta kesungguhannya dalam berdakwah. Dengan
keislamannya, maka tokoh-tokoh besar yang masyhur mengikutinya memeluk
Islam seperti Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bain Abi Waqqash, Utsman bin
Affan, Zubair bin Awwam, dan Thalhah bin Ubaidillah.
Di awal
keislamannya dia menginfakkan di jalan Allah harta yang dimilikinya
sebanyak 40.000 dirham, dia banyak memerdekakan budak-budak yang disiksa
karena keislamannya di jalan Allah, seperti Bilal. Dia selalu
mengiringi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selama di
Mekah, bahkan dialah yang mengiringi beliau ketika bersembunyi di dalam
gua dan dalam perjalanan hijrah hingga sampai di kota Madinah. Di
samping itu dia mengikuti seluruh peperangan yang diikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, baik perang Badar, Uhud, Khandaq, penaklukkan kota Mekah, Hunain, maupun peperangan di Tabuk.
Akhlak Abu Bakar inilah yang membuatnya menjadi sahabat utama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
يَا
أَبَا بَكْرٍ، لاَ تَبْكِ إِنَّ أَمَنَّ النَّاسِ عَلَيَّ فِي صُحْبَتِهِ
وَمَالِهِ أَبُو بَكْرٍ، وَلَوْ كُنْتُ مُتَّخِذًا مِنْ أُمَّتِيْ
خَلِيْلاً لَاتَّخَذْتُ أَبَا بَكْرٍ خَلِيْلاً
“Wahai Abu
Bakar, jangan menangis! Sesungguhnya orang yang paling besar jasanya
padaku dalam persahabatan dan hartanya adalah Abu Bakar, kalau
seandainya aku mengambil khalil (sahabat kesayangan) dari umatku,
niscaya aku akan menjadikan Abu Bakar sebagai khalilku.” (HR. Bukhari)
Diriwyatkan dari Ibnu Umar dia berkata, “Kami selalu membanding-bandingkan para sahabat di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam maka kami sepakat memilih Abu Bakar yang paling utama, kemudian Umar, selanjutnya Utsman bin Affan.”
Diriwayatkan
dari Muhammad bin al-Hanafiyyah, dia berkata, “Aku bertanya kepada
ayahku (Ali bin Abi Thalib) siapa orang yang paling baik setelah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam?” Maka beliau menjawab
“Abu Bakar!” Kemudian aku tanyakan lagi, “Siapa setelahnya?” Beliau
menjawab, “Umar.” Dan aku takut jika dia menyebut Utsman sesudahnya,
maka aku katakan, “Setelah itu pasti Anda.” Namun menjawab, “Aku
hanyalah salah seorang dari kaum muslimin.”
Kaum muslimin rahimakumullah,
Apa Kelebihian Abu Bakar?
Sahabat yang Palign Banyak Ilmunya
Abu Sa’id al-Khudri berkata, “Suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkhutbah di hadapan para sahabat, dan berkata,
إِنَّ اللهَ خَيَّرَ عَبْدًا بَيْنَ الدُّنْيَا وَبَيْنَ مَا عِنْدَهُ فَاخْتَارَ ذَلِكَ الْعَبْدُ مَا عِنْدَ اللهِ
“Sesungguhnya
Allah telah menyuruh seorang hamba untuk memilih antara dunia atau
memilih sesuatu yang ada di sisiNya, namun ternhyat ahamba tersebut
memilih sesuatu yang di sisi Allah.” (HR. Bukhari).
Abu Sa’id berkata, “Maka Abu Bakar menangis, kami heran kenapa beliau menangis padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
hanyalah menceritakan seorang hamba yang memilih kebikan. Akhirnya kami
mengetahui bahwa hamba tersebut ternyata tidak lain adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
sendiri, dan Abu Bakarlah yang paling mengerti serta berilmu di antara
kami.” Abu Bakar menangis tidak lain karena beliau mengetahui bahwa ajal
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah dekat, sehingga hal itu membuatnya bersedih. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ
مِنْ أَمَنِّ النَّاسِ عَلَيَّ فيِ صُحْبَتِهِ وَمَالِهِ أَبُوْ بَكْرٍ
لَوْ كُنْتُ مُتَّخِذًا خَلِيْلاً غَيْرَ رَبِّيْ لَاتَّخَذْتُ أَبَا
بَكْرٍ وَلَكِن أُخُوَّةُ الْإِسْلاَمِ وَمَوَدَّتُهُ، لاَ يَبْقَيَنَّ فِي
الْمَسْجِدِ بَابٌ إِلاَّ سُدَّ إِلاَّ بَابُ أَبِيْ بَكْرٍ
“Sesungguhnya
orang yang paling besar jasanya padaku dalam persahabatan dan kerelaan
mengeluarkan hartanya adalah Abu Bakar. Andai saja aku diperbolehkan
mengangkat seseorang menjadi kekasihku selain Rabbku pastilah aku akan
memilih Abu Bakar, namun cukuplah persaudaraan seislam dan kecintaan
karenanya. Maka tidak tersisa pintu masjid kecuali tertutup selain pintu Abu Bakar saja.” (HR. Al-Bukhari)
Sikap Abu Bakar Sepeninggal Rasulullah
Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
meninggal, kaum muslimin terpecah. Di antara mereka ada yang murtad,
ada pula yang tidak percaya dengan berita meninggalnya Rasulullah. Pada
saat inilah Abu Bakar tampil untuk menasihati kaum muslimin. Dia
berkata,
مَنْ كَانَ يَعْبُدُ مُحَمَّدًا فَإِنَّ مُحَمَّدًا قَدْ مَاتَ وَمَنْ كَانَ يَعْبُدُ اللهَ فَإِنَّ اللهَ حَيٌّ لَا يَمُوْتُ
“Barangsiapa
yang menyembah Muhammad, maka sesungguhnya Muhammad telah wafat, dan
barangsiapa yang menyembah Allah, maka sesungguhnya Allah itu hidup
tidak akan mati.” (HR. Bukhari).
Hadirin sidang Jumat yang dimuliakan Allah
Jasa-Jasa Abu Bakar
Abu Bakar Ash-Shiddiq termasuk sahabat yang pertama kali masuk Islam, dan selalu menyertai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sepanjang hidupnya, baik di Mekah maupun di Madinah. Tidak hanya itu, beliau adalah sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
sekaligus teman bermusyawarah dan wazirnya. Di tangannya, para senior
sahabat memeluk Islam seperti Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam,
Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqqash, dan Thalhah bin Ubaidillah.
Abu Bakar selalu setia mendampingi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
dalam menghadapi berabgai macam halangan dan rintangan, siap membela
beliau dengan sepenuh jiwa, bahkan beliau pula yang telah membebaskan
banyak budak-budak yang disiksa karena masuk Islam seperti Bilal, Amir
bin Fuhairah, Ummu Ubaisy, Zinnirah, Nahdiyyah dan kedua putrinya, serta
budak wanita milik Bani Mu’ammal juga dibebaskan olehnya.
Beliaulah yang menemani Nabi di kala hijrah, dan turut serta dalam setiap peperangan bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, seperti Badar, Uhud, Khandaq, Hudaibiyyah, penaklukkan ktoa Mekah, Hunain, Tabuk, dan pertempuran besar lainnya.
Setelah
menjabat sebagai khalifah, beliaulah yang bertugas dan bertanggung
jawab terhadap seluruh Negeri Islam dan wilayah kekhalifahannya
sepeninggal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka tercatat sejumlah reputasi beliau yang gemilang, di antaranya:
- Instruksinya agar jenazah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam diurus hingga dikebumikan.
- Melanjutkan misi pasukan yang dipimpin Usamah yang sebelumnya telah dipersiapkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebelum wafat.
- Kebijakannya menyatukan persepsi seluruh sahabat untuk memerangi kaum murtad dengan segala persiapannya ke arah itu kemudian instruksinya untuk memerangi seluruh kelompok yang murtad di wilayah masing-masing.
- Ibnu Katsir berkata, “Pada tahun 12 H, Abu Bakar Ash-Shiddiq memerintahkan Zaid bin Tsabit agar mengumpulkan Alquran dari berbagai tempat penulisan, baik yang ditulis di kulit-kulit, dedaunan, maupun yang dihafal dalam dada kaum muslimin. Peristiwa itu terajdi setelah pari Qari (penghafal Alquran) banhyak yang terbunuh dalam peperangan Yamamah, sebagaimana yang disebutkan dalam kitab Shahih al-Bukhari. Imam al-Bukhari berkata, Bab Pengumpulan Alquran, kemudian dia mulai menyebutkan sanadnya hingga sampai kepada Ibnu Syihab dari Ubaid bin Sabbaq, bahwa Zaid bin Tsabit pernah berkata, ‘Abu Bakar ash-Shiddiq mengirim surat kepadaku tentang orang-orang yang terbunuh di perang Yamamah, ketika aku mendatanginya, aku mendapati Umar bin Khaththab berada di sampingnya, maka Abu Bakar berkata, ‘Umar mendatangiku dan berkata, ‘Sesungguhnya banyak para Qurra’ (penghafal Alquran) yang telah gugur dalam peperangan Yamamah. Aku takut jika para Qari yang masih hidup kelak terbunuh dalam peperangan, akan mengakibatkan hilangnya sebagian besar dari ayat Alquran, menurut pendapatku, engkau harus menginstruksikan agar mereka mengumpulkan dan membukukan Alquran’.”
Aku bertanya kepada Umar, “Bagaimana aku melakukan sesuatu yang tidak pernah dilakukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam?”
Umar menjawab, “Demi Allah, ini adalah kebaikan!” Dan Umar terus
menuntutku hingga Allah melapangkan dadaku untuk segera melaksanakannya,
akhirnya aku pun setuju dengan pendapat Umar.
Zaid bin Tsabit
berkata, “Kemudian Abu Bakar berkata padaku, “Engkau adalah seorang
pemuda yang jenius, berakal, dan penuh amanah, dan engkau telah terbiasa
menulis wahyu untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
maka carilah seluruh ayat Alquran yang berserakan dan kumpulkanlah.”
Zaid berkata, “Demi Allah, jika mereka memerintahkan aku memikul gunung
tentulah lebih ringan bagiku daripada melaksanakan instruksi Abu Bakar
agar aku mengumpulkan Alquran.”
Aku bertanya, “Bagaimana kalian melakukan suatu perbuatan yang tidak diperbuat oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam?”
Dia berkata, “Demi Allah, ini adalah suatu kebaikan!” Dan Abu bakar
terus berusaha meyakinkanku hingga akhirnya Allah melapangkan dadaku
untuk menerimanya sebagaimana Allah melapangkan dada mereka berdua .”
Maka
aku mulai mengumpulkan tulisan-tulisan Alquran yang ditulis di
daun-daunan, kulit, maupun dari hafalan para penghafal Alquran, hingga
akhirnya aku menemukan akhir surat at-Taubah yang ada pada Abu Khuzaimah
al-Anshari, yang tidak aku dapatkan dari selainnya, yaitu ayat:
لَقَدْ
جَآءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَاعَنِتُّمْ
حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ {128} فَإِن
تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللهُ لآَإِلَهَ إِلاَّهُوَ عَلَيْهِ
تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ {129}
“Sesungguhnya
telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, penderitaanmu
terasa berat olehnya, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan)
bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.
Jika mereka berpaling dan keimanan, amaka katakanlah, ‘Cukuplah Allah
bagiku. Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Hanya
kepadaNya aku bertawakal, dan Dia Rabb yang memiliki Arsy yang agung’.” (QS. At-Taubah: 128-129)
Kemudian
Alquran yang telah dikumpulkan dan dibukukan itu disimpan oleh Abu
Bakar hingga Allah mewafatkannya. Setelah itu berpindah ke tangan Umar
sewaktu hidupnya, dan akhirnya berpindah ke tangan Hafshah binti Umar.
فَاسْتَبِقُواْ الْخَيْرَاتِ أَقُوْلُ قَوْلِي هَذا أَسْتَغْفِرُ اللهَ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ
KHUTBAH JUM’AT KEDUA
نّ
الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ
بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ
يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ وَصَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا
Kaum muslimin yang dicintai Allah Subhanahu wa Ta’ala
Marilah
kita meneladani keteguhan Abu Bakar dalam menegakkan Islam. Dia
memiliki karakter seorang muslim sejati yang menjadikannya dicintai oleh
Rasul-Nya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
يَاأَيُّهاَ الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
“Hai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa
kepadaNya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan
beragam Islam.” (QS. Ali Imran: 102)
للَّهُمَّ
صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى
إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى
إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
Akhirnya, marilah kita berdoa kepada Allah Ta’ala, agar menjadikan kita termasuk hamba-hamba-Nya yang mempunyai hati yang selamat.
رَبَّنَا
اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا
تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ
رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. وَصَلىَّ اللهُ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ تَسْلِيمًا كَثِيرًا وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ اْلحَمْدُ لِلهِ رَبِّ اْلعَالمَينَ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. وَصَلىَّ اللهُ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ تَسْلِيمًا كَثِيرًا وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ اْلحَمْدُ لِلهِ رَبِّ اْلعَالمَينَ
Sumber : http://khotbahjumat.com/.
yang jadi khotib besok bisa jadiin ini referensi nih.. :)
BalasHapusblogwalking malemmalem