Jumat, 23 Desember 2011

12 Kriteria Pakaian Muslim


Berikut ini ada beberapa syarat-syarat dan penjelasan bagaimana menggunakan pakaian sebagaimana pakaian seorang muslimah.

Betapa banyak kita lihat saat ini, wanita-wanita berbusana muslimah, namun masih dalam keadaan ketat. Kadang yang ditutup hanya kepala, namun ada yang mengenakan lengan pendek. Ada pula yang sekedar menutup kepala dengan kerudung mini. Perlu diketahui bahwa pakaian muslimah sudah digariskan dalam Al Qur’an dan Al Hadits, sehingga kita pun harus mengikuti tuntunan tersebut. Yang dibahas kali ini bukan hanya bentuk jilbab, namun bagaimana kriteria pakaian muslimah secara keseluruhan.

Syarat pertama:
pakaian wanita harus menutupi seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. Ingat, selain kedua anggota tubuh ini wajib ditutupi termasuk juga telapak kaki karena termasuk aurat.

Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min: “Hendaklah mereka mendekatkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al Ahzab [33] : 59). Jilbab bukanlah penutup wajah, namun jilbab adalah kain yang dipakai oleh wanita setelah memakai khimar. Sedangkan khimar adalah penutup kepala.

Allah Ta’ala juga berfirman,
وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.” (QS. An Nuur [24] : 31). Berdasarkan tafsiran Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Atho’ bin Abi Robbah, dan Mahkul Ad Dimasqiy bahwa yang boleh ditampakkan adalah wajah dan kedua telapak tangan.

Syarat kedua: bukan pakaian untuk berhias seperti yang banyak dihiasi dengan gambar bunga apalagi yang warna-warni, atau disertai gambar makhluk bernyawa, apalagi gambarnya lambang partai politik! Yang terkahir ini bahkan bisa menimbulkan perpecahan di antara kaum muslimin.

Allah Ta’ala berfirman,
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu ber-tabarruj seperti orang-orang jahiliyyah pertama.” (QS. Al Ahzab : 33). Tabarruj adalah perilaku wanita yang menampakkan perhiasan dan kecantikannya serta segala sesuatu yang mestinya ditutup karena hal itu dapat menggoda kaum lelaki.
Ingatlah, bahwa maksud perintah untuk mengenakan jilbab adalah perintah untuk menutupi perhiasan wanita. Dengan demikian, tidak masuk akal bila jilbab yang berfungsi untuk menutup perhiasan wanita malah menjadi pakaian untuk berhias sebagaimana yang sering kita temukan.

Syarat ketiga
: pakaian tersebut tidak tipis dan tidak tembus pandang yang dapat menampakkan bentuk lekuk tubuh. Pakaian muslimah juga harus longgar dan tidak ketat sehingga tidak menggambarkan bentuk lekuk tubuh.

Dalam sebuah hadits shohih, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat, yaitu : Suatu kaum yang memiliki cambuk, seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan para wanita berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring, wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan ini dan ini.” (HR.Muslim)

Ibnu ‘Abdil Barr rahimahullah mengatakan, “Makna kasiyatun ‘ariyatun adalah para wanita yang memakai pakaian yang tipis sehingga dapat menggambarkan bentuk tubuhnya, pakaian tersebut belum menutupi (anggota tubuh yang wajib ditutupi dengan sempurna). Mereka memang berpakaian, namun pada hakikatnya mereka telanjang.” (Jilbab Al Mar’ah Al Muslimah, 125-126)

Cermatilah, dari sini kita bisa menilai apakah jilbab gaul yang tipis dan ketat yang banyak dikenakan para mahasiswi maupun ibu-ibu di sekitar kita dan bahkan para artis itu sesuai syari’at atau tidak.

Syarat keempat:
tidak diberi wewangian atau parfum. Dari Abu Musa Al Asy’ary bahwanya ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَيُّمَا امْرَأَةٍ اسْتَعْطَرَتْ فَمَرَّتْ عَلَى قَوْمٍ لِيَجِدُوا مِنْ رِيحِهَا فَهِيَ زَانِيَةٌ
“Perempuan mana saja yang memakai wewangian, lalu melewati kaum pria agar mereka mendapatkan baunya, maka ia adalah wanita pezina.” (HR. An Nasa’i, Abu Daud, Tirmidzi dan Ahmad. Syaikh Al Albani dalam Shohihul Jami’ no. 323 mengatakan bahwa hadits ini shohih). Lihatlah ancaman yang keras ini!

Syarat kelima: tidak boleh menyerupai pakaian pria atau pakaian non muslim.
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata,
لَعَنَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – الْمُخَنَّثِينَ مِنَ الرِّجَالِ ، وَالْمُتَرَجِّلاَتِ مِنَ النِّسَاءِ
“Rasulullah melaknat kaum pria yang menyerupai kaum wanita dan kaum wanita yang menyerupai kaum pria.” (HR. Bukhari no. 6834)
Sungguh meremukkan hati kita, bagaimana kaum wanita masa kini berbondong-bondong merampas sekian banyak jenis pakaian pria. Hampir tidak ada jenis pakaian pria satu pun kecuali wanita bebas-bebas saja memakainya, sehingga terkadang seseorang tak mampu membedakan lagi, mana yang pria dan wanita dikarenakan mengenakan celana panjang.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
”Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka” (HR. Ahmad dan Abu Dawud. Syaikhul Islam dalam Iqtidho’ mengatakan bahwa sanad hadits ini jayid/bagus)
Betapa sedih hati ini melihat kaum hawa sekarang ini begitu antusias menggandrungi mode-mode busana barat baik melalui majalah, televisi, dan foto-foto tata rias para artis dan bintang film. Laa haula walaa quwwata illa billah.

Syarat keenam: bukan pakaian untuk mencari ketenaran atau popularitas (baca: pakaian syuhroh). Dari Abdullah bin ‘Umar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ لَبِسَ ثَوْبَ شُهْرَةٍ فِى الدُّنْيَا أَلْبَسَهُ اللَّهُ ثَوْبَ مَذَلَّةٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ثُمَّ أَلْهَبَ فِيهِ نَارًا
“Barangsiapa mengenakan pakaian syuhroh di dunia, niscaya Allah akan mengenakan pakaian kehinaan padanya pada hari kiamat, kemudian membakarnya dengan api neraka.” (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah. Syaikh Al Albani mengatakan hadits ini hasan)

Pakaian syuhroh di sini bisa bentuknya adalah pakaian yang paling mewah atau pakaian yang paling kere atau kumuh sehingga terlihat sebagai orang yang zuhud. Kadang pula maksud pakaian syuhroh adalah pakaian yang berbeda dengan pakaian yang biasa dipakai di negeri tersebut dan tidak digunakan di zaman itu. Semua pakaian syuhroh seperti ini terlarang.

Syarat ketujuh:
pakaian tersebut terbebas dari salib. Dari Diqroh Ummu Abdirrahman bin Udzainah, dia berkata,
كُنَّا نَطُوفُ بِالْبَيْتِ مَعَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ فَرَأَتْ عَلَى امْرَأَةٍ بُرْداً فِيهِ تَصْلِيبٌ فَقَالَتْ أُمُّ الْمُؤْمِنِينَ اطْرَحِيهِ اطْرَحِيهِ فَإِنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ إِذَا رَأَى نَحْوَ هَذَا قَضَبَهُ
“Dulu kami pernah berthowaf di Ka’bah bersama Ummul Mukminin (Aisyah), lalu beliau melihat wanita yang mengenakan burdah yang terdapat salib. Ummul Mukminin lantas mengatakan, “Lepaskanlah salib tersebut. Lepaskanlah salib tersebut. Sungguh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika melihat semacam itu, beliau menghilangkannya.” (HR. Ahmad. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan). Ibnu Muflih dalam Al Adabusy Syar’iyyah mengatakan, “Salib di pakaian dan lainnya adalah sesuatu yang terlarang. Ibnu Hamdan memaksudkan bahwa hukumnya haram.”

Syarat kedelapan
: pakaian tersebut tidak terdapat gambar makhluk bernyawa (manusia dan hewan). Gambar makhluk juga termasuk perhiasan. Jadi, hal ini sudah termasuk dalam larangan bertabaruj sebagaimana yang disebutkan dalam syarat kedua di atas. Ada pula dalil lain yang mendukung hal ini. Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memasuki rumahku, lalu di sana ada kain yang tertutup gambar (makhluk bernyawa yang memiliki ruh, pen). Tatkala Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melihatnya, beliau langsung merubah warnanya dan menyobeknya. Setelah itu beliau bersabda,
إِنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَذَابًا يَوْمَ القِيَامَةِ الذِّيْنَ يُشَبِّهُوْنَ ِبخَلْقِ اللهِ
”Sesungguhnya manusia yang paling keras siksaannya pada hari kiamat adalah yang menyerupakan ciptaan Allah.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dan ini adalah lafazhnya. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, An Nasa’i dan Ahmad)

Syarat kesembilan: pakaian tersebut berasal dari bahan yang suci dan halal.

Syarat kesepuluh:
pakaian tersebut bukan pakaian kesombongan.

Syarat kesebelas: pakaian tersebut bukan pakaian pemborosan .

Syarat keduabelas: bukan pakaian yang mencocoki pakaian ahlu bid’ah. Seperti mengharuskan memakai pakaian hitam ketika mendapat musibah sebagaimana yang dilakukan oleh Syi’ah Rofidhoh pada wanita mereka ketika berada di bulan Muharram. Syaikh Ibnu Utsaimin mengatakan bahwa pengharusan seperti ini adalah syi’ar batil yang tidak ada landasannya.

Semoga Allah memberi taufik kepada kita semua dalam mematuhi setiap perintah-Nya dan menjauhi setiap larangan-Nya.

Alhamdullillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihat.

Sumber: www.remajaislam.com

Kamis, 22 Desember 2011

Untuk Ibundaku

Bismillahirrahmanirrahim
ada sebuah kata-kata dari isi hatiku

Dia selalu memberikan apa yang aku inginkan
Dia selalu mendo'akan aku dipenghujung sholatnya
Aku selalu menyuruh Dia
Aku selau membuat Dia marah

Dia adalah Ibu . . .

Ibu maafkan aku
Maafkan aku Ibu
Ya Rabb maafkanlah dosa aku terhadap Ibu



Ibu merupakan sosok yang sangat luar biasa, mengandung kita selama 9 bulan, kemudian Ibu membesarkan kita semua dengan keikhlasan.

Dalam memperingati hari Ibu. Di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Madani mengadakan perlombaan membuat sebuah ucapan mengenai Ibunda tercinta.


Ucapan untuk ibu itulah untuk selalu mengingatkan kepada anak-anak bahwa betapa besarnya jasa seorang Ibu. Dengan begitu anakpun mengetahui sunguh luarbiasanya seorang Ibu.

Anak-anakpun berkarya dengan inspirasinya masing-masing untuk menuangkan kencintaan kepada ibunya dengan tulisan yang indah. Karena kartu ucapan tersebut akan diberikan kepada Ibunya tercinta.

Anak-anakpun bersemangat membuat kartu ucapannya sendiri.

Saatnya memulai berkarya. ada yang memakai kertas karton, kertas emas dan lain-lain.




Ini adalah ananda Khalaysa Kelas II. Dia dengan semangat  melipat kertas merah untuk menjadi sampul kartu ucapan untuk Ibu.



Yang seadang bersenyum ini ananda Shabrina Kelas 2. Dia sangat ceria sekali karena begitu cintanya terhadap Ibu, shabrina sedang menuangkan kecintaanya terhadap ibu dengan sebuah kata-kata yang begitu menyentuh hati.


Dengan seriusnya Tamara kelas 2 sedang menulis ucpan seperti temannya yang lainnya, yaitu ucapan untuk Ibu.








Foto di atas adalah ananda Muhammad Ezra kelas 2. Ezra panggilannya, dia sudah selesai  membuat tulisan untuk seorang Ibu. Ini karya ezra untuk diberikan kepada Ibunya pada hari Ibu.

Kau selalu membuatku semangat
Kau selalu tersenyum menghiburku
Kau selalu mengusap lukaku saatku jatuh
Kau selalu mencium saat kau resah

itulah sebagian kata-kata yang dituliskan ananda Ezra untuk diberikan kepada Ibunya.


foto diatas ini foto anak kelas 1 telah selesai membuat kartu ucapan untuk Ibunda tercinta.

Subhanallah kartu ucapannya lucu-lucu sekali. ada yang berbentuk love, buah apel kemudian dihiasi pita warna-warni. jadi kelihan menarik untuk dibaca.









Setelah anak-anak selesai membuat kartu ucapan, kemudian dikumpulkan kepada guru. untuk dipilih siap yang mendapatkan karya terbaik. Juri pun pusing memilih karya anak-anak tersebut, karena semuanya bagus-bagus.

Pemenangnya adalah anak kelas 6 yaitu Hafidh Ali, Dia mendapatkan hati juri dengan karyanya kartu ucapan berbentuk Love. Uniq beda dari yang lain "Kata Bu Meta" salah satu juri dalam lomba tersebut.

Kalau menurut saya semuanya juara, kenapa bisa disebut juara. Karena semua anak sudah membuat hasil karyanya dengan tangannya sendiri dan karyanya akan diberikan langsung kepada Ibunya pada waktu hari Ibu.
Subhanallah momen yang tak akan terlupakan.

Semoga kita semua berbakti kepada seorang Ibu.

Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya Telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, Hanya kepada-Kulah kembalimu.
QS. Luqman : 14.
























Senin, 12 Desember 2011

DO'A DAN HARAPAN UNTUKMU



 Oleh : Hawariyyah Taqqiyah


Hari itu hari yang sangat membingungkanku, antara cerah dan mendung, bahagia dan sedih,  suka dan duka , mendukung dan menentang.  Bagaikan dua kutub yang selalu tak akan bersatu. tapi sepertinya ibuku tenang dan penuh harap,entah dikutub mana dia berpihak.tapi senyum setengah bibirnya menjawab perasaannya..seperti bahagia karena akan selalu berkumpul dengan orang-orang yang dicintainya,tapi setengah bibirnya seolah-olah belum menemukan jawaban bagaimana di sana.apa yang kau simpan dihatimu bu?
Aku yang pada saat itu usia 3 tahun hanya ingin melihat ibuku selalu tersenyum lebar,cantik dan penuh  arti . Ayahku paling pandai membuat ibuku tersenyum lebar dan bahagia selalu.

Ternyata tempat yang menjadi tujuan kepindahan rumah kami terasa berat,perjalanan panjang dan berliku-liku. oh apa ini ? adiku menangis karena mabuk perjalanan sampai beberapa kali muntah..   kapan sampainya bu? Berulangkali ku tanyakan itu sampai ku tertidur.

Iringan keluarga untuk mengantarkan kepindahan kamipun sampai dan aku terbangun. Waaaw sepanjang perjalann gunung berliku-liku…dan  kurasakan ada udara pantai…..sepertinya ada pantai dekat rumah yang akan kami tinggal.
Aku belum bisa mengerti kenapa tante dan uwa-uwa menangis pada saat mereka akan pamit .ku dekatkan telingaku untuk memahami  apa yang menyebabkan mereka bersedih, dan owh ku lihat air mata deras keluar dari pipi ibuku.

Semua keluarga besar telah meninggalkan kami berempat,mereka meninggalkan kami yang masih basah dengan air mata. Yang kufahami aku akan jauh dari nenekku yang selalu menyayangiku dan kata-kata yang membuatku menangis meronta-ronta adalah kata-kata nenek “teh nenek gak bisa sering nengok karena jauh”,tangisku makin keras membuat ayah dan ibu sibuk menenangkannya. Ada kata-kata yang begitu kuingat dari ayah kepada ibu “bu, ini ladang amal kita, kita akan banyak mengumpulkan amal disini,kita disini lebih dibutuhkan, dan mudah-mudahan kita bisa diterima sehingga banyak melakukan perubahan untuk masyarakat disini, ibu siapkan?, kebahagian akhirat didepan mata kita,kebahagian dunia itu kita yang menciptakannya,kalau kita yakin akan bahagia,maka kebahagiaan itu akan datang, yakinlah Allah akan menolong kita,dan akan menaikkan derajat kita dihadapanNya karena niat kita yang tulus, yuk bismillah”,ku menatap bola mata ibu untuk membaca kesanggupannya,dan dia tersenyum dengan mengatakan “insya Allah, bantu ibu ya  agar kuat”.Air mata ibu masih berurai, walau seenyum sudah menghiasi bibirnya, dan ayahpun membalas dengan pelukan sayang sambil berkata “ Kita akan saling menguatkan agar kita selalu dirihoi Allah dan kita bisa menikmati syurga bersama anak-anak kita, aamin.”walau ku tak faham arti semua percakan mereka, tapi aku bahagia Karena ibu nampak tak sedih lagi.

Hari pertama yang begitu berat untukku, hari pertama sekolahku di tk bunda, teman-teman baru, baju seragam baru, dan guru-gurunya tak ada yang kukenal, sedih sekali. Alhamdulillah hari ini, ibu mengantar dan menungguku saampai pulang sekolah.ibu selalu membantuku untuk berani dan kuat.
Ku paksakan untuk tidak malu duduk di kelas baruku, Ibu menunggu diluar kelas dengan adiku. Semuanya tidak menyenangkan,teman-temn baru itu bahasanya banyak yang tidak dimengerti,padahl aku fahm bahasa daerahku, tapi sepertinya ada logat yang asing,aneh dan sedikit menggelikan.

Hari hari selanjutnya aku diantar sekolah oleh om-om ku,mereka tangan kanan ayahku di rumah baru ini, mereka sangat menyayangi dan perhatian.Agak sedikit menyenagkan di sekolah, aku terkesan dengan seorang buguru yang baik hati, sepertinya ibupun menyukainya, kulihat ibu sering bercakap-cakap dan kelihatan akrab sekali seperti sudah lama kenal, dan memang bu yuli itu sangat menyenangkan dan membuatku tenang kalau ada disisinya.

Ayah dan ibu mulai sibuk dengan tugas-tugasnya. Ayah walaupun sibuk, tapi tidak pernah melupakan rutinitasnya. Adzan subuh aku harus bangun dan setelah sholat berjamaahbersama ibu, ayah yang baru pulang dari mesjid menggendong adikku dan kita berkumpul dikamar untuk membaca dzikir pagi, aku yang waktu itu belum hafal hanya menggerak-gerakan mulutku. Setelah selesai aku digendong ayah untuk muroja’ah dan menambah hafalan, sangat menyenangkan, suara ayah merdu dan lantang sekali. Jadi kalau ayah ada tugas sampai tidak pulang dan ibu menggantikannya, aku suka protes karena suara ibu tidak semerdu suara ayah.  saat maghrib ibu membimbingku untuk membaca al-qur’an, walau selalu membosankan karena selalu diganggu adiku tapi ku jalani, karena ayah kalau pulang pasti bertanya: “mana anak ayah yang sudah baca iqra?” Dan aku akan senang kalau aku menjawab “ aku” , lalu ayah akan menciumku dengan candaannya yang khas dan kata-kata yang penuh doa, yang kuinagat kata-katanya “anak sholeh pintar, hafal Qur’an dan saingan bidadari”. Aku tak mengarti kata-kata itu tapi aku bahagia mendengarnya.

Ada lomba hafalan surat-surat pendek dan aku terpilih karena hafalanku paling banyak, tapi  itulah kendalaku aku masih malu dan tidak mau ikut lomba,akhirnya temanku ya g ikut lomba karena dia lebih berani. Ayah bilang jangan dipaksa kalau akunya tidak mau, hafalan itu bukan untuk lomba tapi untuk dihayati agar bisa faham dan diamalkan, sehingga mulia karena mengamalkannya.

Sepekan sekali , biasanya di hari sabtu ayah membawaku dan adiku kepantai. Hari yang sangat menyenangkan, aku dan adiku bebas main air dan pasir.,bahagia sekali. Ayah sengaja mengajaku jalan-jalan sewaktiu ibu mengisi pengajian pekanan dengan jarak yang cukup jauh, katanya biar ibu-ibunya belajar tidak terganggu. Aku bangga ibuku walau di tempat baru, tapi sudah dipercaya untuk mengajarkan al-qur’an untuk ibu-ibu sekitar. Kalau ibu pulang oleh-olehnya banyak, ada makanan, ada gula, dan sering juga keberatan membawa beras. Luar biasa masyarakat disini baik-baik semua, padahal waktu awal-awal aku sering ketakutan karena mereka selalu meliha aneh aku dan ibu, karena mungkin pakaian kita yang selalu memakai jilbab.

Ibu sangat bahagia kelihatannya, ternyata usahanya tidak sia-sia, ibu menawarkan beberapa sample jilbab ke toko-toko sekian lama, ternyata dah menghasilkan jawaban yang memuaskan, dari 8 toko pakaian yang dikunjungi  3 toko bersedia untuk membeli jilbab ibu dalam partai besar.SubhanaLlah, Allahuakbar.

Ada yang membuatku iri pada jilbab-jilbab itu. Ibu lebih sibuk mengurus jilbab-jilbab itu, makanya ku acak-acak untuk melampiaskan kekesalanku. Hampir saja ibu memarahiku,Alhamdulillah ayah datang.dan ayah berkata”eh anak ayah mau ngasih pahala sama ibu dan ayah ya…lalu ayah merapikan jilbab-jilbab yang berantakan itu, terdengar kekesalan ibu padaku.” Ya Allah nak, kamu ga kasian ya sama ibu dari pagi merapikan kamu acak-acak lagi”,ibukan jualan untuk kamu juga, untuk menabung,supaya kita bisa lebih sering nengok nenek”.Ayah memeluk ibu dan berkata dengan suara lebih pelan,”bu, dia masih kecil, tidak mengerti tujuan kesibukan kita, dia cemburu karena perhatian ibu terbagi, sabar ya bu ladang pahala,eh kok ibu cantik banget hari ini”ayah berusaha mengalihkan perhatian ibu, dan sepertinya ayah sangat tahu kelemahan ibu. ibu tersenyum lagi dan wajahnya kelihatannya lebih cantik dengan senyumannya. Haahh, lega  ibu tidak jadi marah.

Ya Allah betapa sempurnanya ayahku, baik,pengertian, ganteng, suaranya merdu dan sangat khusyu kalau beribadah. Kebanggaanku kepada ayahku semakin bertambah, semenjak ayah mengisi pengajian di mesjid-mesjid dan acara-acara besar semakin banyak yang kagum kepada ayah, aku tidak pernah ketinggalan mengikuti kegiatan ayahku, karena kalau lokasinya dekat, ayah selalu mengajak ibu,aku dan adiku untuk ikut hadir, katanya jangan sampai istri dan anak-anaknya tidak mendengarkan wejangan ayah, masa orang lain diceramahi, sedangkan anak dan istrinya tidak pernah mendengar tausiahnya.Kalau orang-orang pada tahu aku anak ayah aku di muliakan sampai-sampai aku suka malu.

Ada yang aneh hari ini, perut ibu makin membesar, ternyata aku mau punya adik lagi, hatiku senang kuberharap adiku perempuan agar bisa aku ajak main boneka beruang kesayangnku.

 Hari ini aku izin untuk beberapa hari tidak sekolah karena ibu mau melahirkan di rumah nenek.senaang sekali mau bertemu nenek.
Saat aku bangun terdengar tangisan nenek dan kata-kata panik uwa-uwa ku. Ada apa ini ? ternyata kabar sulitnya melahirkan ibu membuat semua sedih.
Dengan tidak sengaja kumendengar tangisan nenek di kamar depan, kuhampiri dikala semua orang di rumah sibuk. Ya Allah kulihat ibu sedang terkulai lemas, dengan botol yang disambung selang ketubuhnya, kulihat ayah memegang tangan sambil terus berdoa dan sesekali berkata “ibu kuat, ibu akan membesarkan anak-anak dengan kasihsayang, anak-anak sangat membutuhkan ibu, ibu pasti  bisa, bertahanlah! bu bidan akan membawa ke rumah sakit untuk mengeluarkan ari-arinya.”ternyata adiku sudah keluar, tapi masih ada yang tersisa dan itu katanya membahayakan nyawa ibu. Aku menangis kencang dan memanggil ibu, nenek kaget dan langsung menggendongku, ya Allah kamu disitu?, lalu nenek membawaku jauh dari ibu yang sedang terkulai lemas.
Alhamdulillah akhirnya ibu bisa diselamatkan, ku lihat ayah sujud syukur sambil menangis tersedu-sedu, aku baru pertama kali melihatnya menangis sekeras itu, sambil terus berkata” Ya Allah syukurku padaMu, Kau selamatkan istriku, aku sangat mencintainya, dan aku tak sanggup kalau ditinggalkannya, lebih baik aku duluan menghadapMu, panjangkan usianya ya Allah masukkan dia ke syurgaMu ya Allah, kumpulkan kami dengan orang-orang yang kami cintai di syurgaMu.aamin”.

Ibu semakin sehat, ramai sekali dirumah nenek, ternyata adiku yang ganteng aqiqah, banyak tamu yang datang, senang sekali aku, dan banyak teman-teman lamaku waktu di tk datang, senang sekali. Aku selalu menjadi perhatian teman-teman ibu dan ayah, katanya aku makin lucu,tapi agak hitam dan kurus. Aku senang sekali bisa membuat tamu-tamu tertawa karena celotehanku. Aku tidak mengerti kenapa mereka bahagia karena celotehan-celotehanku. Aku ikut bahagia apalagi ayah, tatapannya padaku penuh bangga dan bahagia. Ayah terimakasih kau bekali aku dengan kalimat-kalimat yang membuatku faham arti sebuah kebahagiaan yang sebenarnya.

Tangisanku sulit untuk di redakan, ketika nenek yang mengantarkan kami pulang akan kembali ke rumahnya, aku menjerit karena tidak mau ditinggal nenek. Ayah menggendongku dan mendekapnya, akhirnya aku tertunduk dipundaknya, lalu ayah mengelus rambutku dan berkata “tetehkan rumahnya di sini sama ayah, ibu, dan adik-adik, nanti kita ajak adik bayi ke pantai, di sana kita bikin rumah-rumahan, dan rumah-rumahannya tambah satu untuk adik bayi ya, teteh yang bikinnya, tetehkan pinter banget kalau bikin rumah-rumahan”. Banyak lagi cerita yang mengalir dengan ringan dari bibir ayah sampai aku tertidur dan mimpi indah sekali seperti indahnya cerita-cerita ayahku.

Sore itu aku ke TPQ bersama ibu dan kedua adiku. Kami berangkat ditemani tetangga yang sangat baik. Adik bayi digendong wak haji tetanggaku, sepertinya wak haji bagai neneku saja, aku berani minta apa yang aku mau kepadanya tanpa malu, terasa ketulusan kasih sayangnya kepada kami, padahal kami bukan saudaranya. Sebelumnya ayah pamit untuk ke kota menghadiri rapat mendadak, biasanya ayah berangkat sabtu ba’da dzuhur. Aku tidak tahu kenapa ayahku pergi jumat sore tidak seperti biasanya. Tetangga yang melihat banyak yang melarang kepergiannya, katanya kabutnya lagi tebal, tapi ayah tetap memutuskan berangkat, katanya mengejar agenda rapat ba’da isya, itu yang ku  dengar.

Magrib seperti biasa kalau ayah tidak di rumah, wak haji menemani kami di rumah, kebetulan kami baru menempati hibah rumah dari saudagar kaya dengan tanah yang luas, kata ayah nanti akan di dirikan ponpes dan masjid jami’.

Assalamu’alaikum, suara itu menghentikan lantunan ayat-ayat al-qur’an yang ibu baca, aku yang sedang menggambar ikut membuka pintu, ternyata ada pak haji yang memberitahukan ayah kecelakaan. Ibu terus beristighfar sepanjang malam dan sesekali ku melihat air matanya begitu deras sampai ku tertidur ku masih melihat ibu dan wak haji menangis.

Pagi sekali setelah sholat subuh ibu merapikan aku dan adik-adiku untuk pergi ke kota, banyak sekali pertanyaan yang ingin kutanyakan pada ibuku, tapi tak tega melihat ibuku yang sibuk dengan perbekalan perjalanan jauh dan terus menangis.

Sepertinya ibu berbincang-bincang dengan nenek di hp pak haji, ibu terus menangis. Aku tidak mengerti yang terjadi, sesampainya di rumah sakit ibu dan nenek berpelukan sambil menangis. Kulihat ayah tertidur di tempat tidurnya rumahsakit dengan leher terbalut benda aneh.Ya Allah, ternyata ayah kecelakaan motor yang dikendarainya tertabrak truk tanah galian. Hatiku seperti teriris pisau sakit, kasihan ayah tidak berdaya di tempat tidur.

Saat kudipeluk nenek, kudengar ayah memanggil, “teteh, teteh,” aku senang sekali ayah sadar dan ingat padaku, lalu dia tersenyum dengan senyuman khaasnyaa yang selalu menenangkan hatiku,”ayah sayang teteh, teteh sayang ayah ga?”, lalu kuanggukan kepala dan kupeluk pelan,”teteh sayaaang ayah”,tangan ayah yang penuh perban memeluku dan berkata” kalau teteh sayang ayah jadilah anak yang sholihah,jaga sholatnya,jaga kata-katanya jangan saling menyakiti, jaga ibu ya, doakan selalu ayah ya” “. Jaga  adik-adiknya” . aku hanya bisa mengangguk dan ada tangan lain yang meraihku, ternyata nenek menggendongku dan membawaku keluar ruangan,” teteh istirahat di rumah sama adik-adik, biar nenek dan kakek yang jagain ayah besok teteh bisa nengok lagi ya,  nanti malam ibu juga nyusul tidur di rumah, kan di rumah sakit tidak boleh bawa bayi”.

 Lama aku menunggu ibu datang dari rumah sakit, adik bayi sudah mulai rewel minta asi. Jam 8 ibu baru tiba di rumah dengan muka yang kusut, kelihatan kecemasan dan sedih yang mendalam. Kata ibu malam ini harus berdoa, besok ayah dioperasi patah tulang, aku tidak mengerti bagaimana itu operasi, tapi hatiku sangat sedih melhat ibu begitu sedih karena khawatir pada ayah.

Terasa lama aku menunggu pagi tiba, akhirnya aku, ibu dan adik bayi pergi ke rumah sakit untuk menengok ayah, setibanya disana pagi sekali, nenek menyambut ku dan memelukku sambil membujuku,”teteh nanti kalau sudah ketemu ayah ikut jalan-jalan sama tante ya, adik bayi juga mau di bawa tante, di sini tidak boleh ada bayi dan anak-anak,”ntar sama tante di beliin es crim ya, aku hanya bisa mengangguk, biasanya aku paling senang kalau di beliin es crim, tapi entah kenapa kali ini aku ingin dekat ayah, tapi sepertinya aku harus mengikuti aturan tanpa rewel karena aku sangat kasihan melihat ibuku sedih.

Sepulangnya jalan-jalan aku kembali ke rumah sakit dengan tanteku, banyak sekali orang di rumahsakit, dan mereka adalah teman-teman ayah dan ibu, ada apa ini ? aku hanya bisa bertanya di hati dan sesekali menangis, mana ibu ?, mana ayah?, kok tidak ada di kamar tadi…dan masih banyak pertanyaanku yang tidak ada jawabannya.semakin sore belum Nampak ibu, ayah dan nenek, sampai ada kata-kata .”anak-anak bawa pulang, nunggu di rumah aja”. Aku menangis dan menolak meraung-raung, kupukul semua orang yang menghalangiku dan aku berteriak memanggil ibuu dan ayah. Aku tidak ingat lagi siapa yang membawaku pulang sampai aku tertidur di mobil dan aku masih tertidur sampai ku tersadar mendengar banyak tangisan dan jeritan takbir dari orang-orang.
Ada kata-kata yan menakutkanku aku mendengarnya,”innalillahi wainnailaihi rooji’un, telah berpulang kepadaNya…lalu di sebutkan nama ayahku, dan sepontan orang-orang disekelilingku menangis resedu-sedu, aku dalam ketidak fahaman menjerit dan menangis memanggil-manggil ayah.

Aku melihat ibu lemas tidak sadarkan diri setelah dibopong uwa ke kamar, banyak sekali yang menangis, terus menangis sampai aku tidak ingat lagi karena tertidur didekap nenekku.

Bangun tidur, aku melihat disekelilingku masih menangis, adik-adiku digendong tetangga, kemana ibuku?, aku melihat ibuku menangis, dan terus menangis, apalagi kalau ada orang yang baru dengan menanyakan kata-kata yang hampir sama,  dan itu membuat ibu semakin menangis sedih. Aku mulai marah kepada orang-orang yang berta’ziyah, mereka membuat ibuku makin sedih, kuhampiri ibu, kumerajuk untuk masuk kamar dan meninggalkan para tamu yang ta’jiyah, setelah masuk kamar, dan hanya aku dan ibu didalamnya, lalu kukunci pintu kamar, tak kupedulikan orang-orang memanggil dan membujuku, aku hanya mau satu…aku tidak mau kehilangan ibu setelah aku sadar kalau aku kehilangan ayah yang selalu memeluku, mendekapku dengan tidak pernah berhenti menghiburku dengan suara merdunya…aku tidak peduli semua orang, aku hanya ingin di dekap ibu dan tidak mau diganggu.

Ibu mendekapku, mengelus rambutku, seperti yang biasa ayah lakukan saat menenangkanku, walau tidak ada  suara merdu hanya tangis pilu yang kudengar, aku merasa tenang sampai terbawa dalam mimpiku aku bercengkrama dengan ayah dipelukannya.

Sepertinya aku lama tertidur karena kelelahan,hari mejelang sore, orang tidak begitu ramai, pemakaman sudah selesai, ku melihat masih ada saudara-saudara dekat, teman-teman ibu dan tetangga yang mendokan kita semua agar diberikan kesabaran,kekuatan dan harapan.

Aku semakin besar dan memahami arti hidup yang sebenarnya, bahwa hidup ada akhirnya, dan ibu selalu memberikan harapan kepadaku bahwa aku akan bertemu ayah lagi di syurga.

Ayah..kau selalu hadir dalam doa-doaku, aku selalu berdoa untukmu ayah, dan aku selalu berharap kita bisa berkumpul lagi di syurgaNya. Saat aku muroja’ah lantunan ayat-ayat al-qur’an itu mengingatkan kepada harapan-harapan ayahku, agar aku menjadi orang yang berbakti untuk agama, keluarga dan bangsaku. “Jadilah nak orang yang sukses didunia dan bahagia di akhirat dengan dikumpulkannya lagi di syurga bersama orang-orang yang kita cintai, itu janji Allah dalam quran surat at-Thur ayat 21.aamin ya Allah”. Itulah harapan dan doa dari orang-orang yang aku cintai. Ayah…harapanmu kan ku jaga selalu dan do’aku untukmu.

Minggu, 04 Desember 2011

Unta yang Bisa Bicara



Suatu hari, Uqa'il berjalan bersama Nabi Muhammad. Tiba-tiba, seekor melompat dan lari kehadapan Nabi. Tidak disangka, unta itu bisa bicara. "Ya Rasul, lindungilah aku," pintanya. Unta itu belum sempat mengadu ketika seorang Arab Badui datang sambil membawa pedang yang terhunus.




"Apa yang kamu lakukan terhadap unta ini? "tanya Nabi.
Dia menjawab. "Wahai, Rasul, aku membeli unta ini dengan mahal, tetapi binatang ini tidak mau menuruti perintahku. Lebih baik aku menyembelihnya sehingga dagingnya bisa kuberikan kepada orang-orang yang membutuhkan."


"Mengapa kamu tidak menurutinya?" tanya Nabi kepada unta itu.
"Wahai Rasul, aku tidak bermaksud begitu, tetapi dia telah berlaku tidak baik. Dia sering tertidur dan lupa melakukan shalat isya. Jika dia mau berjanji rajin shalat isya, aku akan menurutinya."


Nabi pun menyuruh pemilik unta itu berjanji. Kemudian, Nabi menyerahkan unta yang dapat berbicara itu kepadanya. Unta dan pemiliknya kemudian berjlan pulang.


Unta itu dapat berbicara atas izin Allah Swt. agar manusia memperhatikan kebesaran Allah Swt. dan menjadi bukti bahwa Muhammada saw. adlah nabi dan rasul Allah.




Sumber : Buku karya Ariany Syurfah, M. Hum,M.Ag

Kamis, 01 Desember 2011

Cerita Si Kabayan




Di suatu hari, Si Kabayan ditanya oleh Abahnya Iteung, “Kabayan, apa yang kamu suka dalam kehidupan ini?” lalu Kabayan menjawab, “Aya atuh Abah, yang saya suka dalam hidup ini apabila saya menemukan sebuah tanjakan. Itu yang saya suka mah Abah.”



Abah pun kembali melanjutkan pertanyaannya, “Kenapa kamu suka tanjakan, Kabayan? bukannya tanjakan itu sulit dan berat untuk dihadapi? Masih ada hal yang lebih menarik dan lebih indah dalam hidup ini?”

Lalu Kabayan pun menjawab, “eh, Abah.. bukannya setelah tanjakan itu ada turunan?”
“nah, turunan itu yang sebetulnya yang saya sukai, Abah. Sebab, turunan itu datangnya setelah tanjakan. Tidak ada turunan sebelum adanya sebuah tanjakan.” Lanjut Kabayan.


Hikmahnya, kita harus bergembira sekiranya mendapatkan kesulitan/ujian dari Allah swt. Karena setelah itu Allah akan memberikan kemudahan di antara kesulitan-kesulitan yang datang menghampiri. Seraya Allah berfirman, “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.” (QS. An-Nasyr [94]: 5-8).



Saudaraku yang dirahmati Allah, dari ayat tersebut jelaslah bahwa tidak ada alasan lagi bagi kita untuk mengeluh. karena kesulitan-kesulitan yang datang menghampiri kita adalah pemicu akan datangnya kemudahan dan pertolongan dari Allah swt. lihat saja dalam ayat tersebut, Allah mengapit satu kesulitan dengan dua kemudahan. itulah salah satu bentuk kasih sayang Allah swt. kepada para hamba-Nya yang beriman. mereka tidak sedih, khawatir atau takut.

Dalam ayat lain disebutkan bahwa Allah tidak akan membebani pundak manusia dengan sesuatu yang tidak dapat ditanggung olehnya. (QS. Al-Baqarah [2]: 286).


Itulah bentuk kasih sayang Allah, Dia merancang penciptaan dan takdir manusia supaya lebih memudahkan dalam menjalani kehidupannya.

dakwatuna.com

Tema Projek dan Contoh Implementasinya

  Tema Projek dan Contoh Implementasinya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) sangat luas dan fleksibel. Masih banyak tema lainnya...