Jumat, 06 Januari 2012

Manajemen Cinta


 Oleh : Rahma Maulida (Professor Muda)


Mungkin terdengar sedikit aneh karena kita terbiasa dengan manajemen keuangan, manajemen diri, manajemen waktu, dan seterusnya. Bagaimana dengan manajemen cinta?
Berawal dari sebuah perjalanan keluarga menuju Bogor, ayahku memberikan kuliah kehidupan sambil menyetir mobil. Meski tidak rutin, kami sering berdiskusi tentang tema-tema tertentu dan kali ini ayah mengambil tema manajemen cinta.

“Rahma pernah belajar tentang manajemen cinta?”
“yang Rahma tau tentang prioritas cinta, apa cuma beda bahasa?”

Oh iya, teman-teman... Cinta mempunyai tingkatan-tingkatan universal, mungkin banyak versinya. Yang ditulis di bawah ini menurut Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah dalam buku Taman Orang-orang Jatuh Cinta dan Memendam Rindu.
  1. Tatayyum, tingkatan cinta yang paling tinggi dan merupakan hak Allah SWT.
  2. 'Isyk yang hanya merupakan hak Rasulullah SAW. Cinta yang melahirkan sikap hormat, patuh, ingin selalu membelanya, ingin mengikutinya, mencontohnya, dll.
  3. Syauq, cinta antara mukmin dengan mukmin lainnya. Antara suami dan isteri, orang tua dan anak, yang membuahkan rasa mawaddah wa rahmah.
  4. Shababah, cinta sesama muslim yang melahirkan ukhuwah Islamiyah.
  5. 'Ithf (simpati) yang ditujukan kepada sesama manusia.
  6. Cinta kepada harta benda.

Kita pasti punya prioritas masing-masing untuk mencintai sesuatu atau seseorang. Tak perlu dipungkiri, banyak yang salah langkah dalam memorsikannya atau punya porsi yang tepat namun kurang lihai dalam aplikasinya.
Dari 100% cinta yang Allah berikan kepada tiap manusia, coba takarkan ukurannya masing-masing.
  1. Tuliskan semua hal yang kamu cintai: ilmu, organisasi, orang tua, teman, hewan peliharaan, pacar, diri sendiri, harta, hobi, pekerjaan, lingkungan, dan seterusnya. Atau kamu bisa menuliskannya lebih detil: ayah, ibu, adik, BEM, kuliah, MII, nonton, karaoke, komik, game, negara....
  2. Tuliskan angka ideal pada setiap poin yang menurut kamu proporsional, bulatkan hingga seluruhnya mencapai 100% kemudian urutkan sesuai besarnya. Kamu bisa menyalinnya pada karton besar dan memajangnya dalam kamarmu.
  3. Sekarang evaluasi, benarkah ilmu lebih besar dari organisasi? Bagaimana dengan keluarga?
Angka-angka yang kamu punya bisa jadi tidak sesuai dengan kondisi saat ini. Bisa jadi nyatanya 11% kita limpahkan cinta untuk lembaga dan 9% untuk orang tua. Jujurlah pada diri sendiri.
Mungkin kita akan tetap pergi ke bioskop karena janji dengan teman meski ibu minta tolong untuk menemaninya berbelanja ke pasar. Mungkin kita akan tetap menghadiri pertemuan ‘wajib’ padahal ayah rindu berakhir pekan bersama.
Manajemen cinta bukan berarti membatasi diri kita untuk menikmati kesenangan. Sebaliknya, kita harus mengatur porsi cinta yang Allah berikan agar tidak ada yang merasa tersisihkan. Komunikasi menjadi hal yang penting dalam hal ini karena dengannya orang lain dapat memahami bahwa persentase cinta kita lebih besar untuk hal satu dan lebih rendah untuk hal lainnya.

Manajemen cinta juga mengajarkan kita untuk tetap survive. Ketika kita kehilangan sesuatu yang kita cintai, misalnya kamu kehilangan seluruh temanmu, 7%, kamu masih punya 93% cinta yang akan tetap menopangmu. Tak perlu stres, tak perlu menjadi gila karena jatuh miskin, bahkan kehilangan orang tua.

Bagaimana seorang bayi tetap rewel ditinggal ibunya pergi sementara perutnya sudah kenyang? Karena rasa cinta kepada ibunya tumbuh secara naluriah. Ia tidak berpikir dengan intelektualnya, tapi ia jujur terhadap hatinya.
Ketika anak tumbuh dewasa Allah memberinya akal. Terkadang logika mematikan hati dan menghalangi cahaya Illahi. Dengan caranya sendiri, ia mengubah angka-angka yang telah terbentuk pada awalnya, yang diajarkan orang tuanya, yang ditumbuhkan oleh Tuhannya. Sekarang anak itu harus kembali me-manage seluruh cinta yang dimilikinya, untuk mempertanggungjawabkannya kepada Yang Maha Memberi Cinta.

Satu hal lagi, pastikan 100% cintamu ini merujuk kepada cinta Sang Pnecipta :)



Daftar Pustaka
Yazid, M. Sepanjang Hidup. Kuliah Kehidupan. Bumi Allah: Penuh Cinta.
Sodiq, Burhan. 2009. Ya Allah, Aku Jatuh Cinta!. Jakarta: Imprint Samudera.

4 komentar:

Tema Projek dan Contoh Implementasinya

  Tema Projek dan Contoh Implementasinya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) sangat luas dan fleksibel. Masih banyak tema lainnya...